:::: welcome to Bali WapBlog :::: ##"Mai Ng'Blog Pang Seng Belog"##

ARTIKEL: "ANAK ANJING"

Posted by Unknown Wednesday, 26 March 2008 0 comments
Seorang petani mempunyai beberapa anak anjing yang akan di jualnya. Dia menulisi papan untuk mengiklankan anak-anak anjing tersebut, dan memakukannya pada tiang di pinggir halamannya.

Ketika dia sedang dalam perjalanan untuk memasangnya, dia merasakan tarikan pada bajunya. Dia memandang ke bawah dan bertemu mata dengan seorang anak laki-laki kecil. " Tuan," anak itu berkata, "Saya ingin membeli salah satu anak anjing anda."

"Yah," kata si petani, sambil mengusap keringat di lehernya, "Anak-anak anjing ini berasal dari keturunan yang bagus dan cukup mahal harganya."

Anak itu tertunduk sejenak, kemudian merogoh ke dalam saku bajunya, Ia menarik segenggam uang receh dan menunjukkannya kepada si petani.

"Saya punya tiga puluh sembilan sen. Apakah ini cukup untuk membelinya?"

"Tentu," kata si petani yang kemudian bersiul " Dolly, kemari!" panggilnya.

Dolly keluar dari rumah anjingnya dan berlari turun diikuti oleh anak-anaknya.

Si anak laki-laki tersebut menempelkan wajahnya ke pagar, matanya bersinar-sinar. Sementara anjing-anjing tersebut berlarian menuju pagar, perhatian anak laki-laki tersebut beralih pada sesuatu yg bergerak di rumah anjing.

Perlahan keluarlah seekor anak anjing, lebih kecil dari yang lain. Ia berlari menuruni lereng dan terpeleset. Kemudian dengan terpincang-pincang berlari, berusaha menyusul yang lain.

"Aku mau yang itu," kata si anak, menunjuk pada yg anak anjing kecil itu. Sang petani berjongkok disampingnya dan berkata," Nak, kau tidak akan mau anak anjing yang itu, dia tidak akan bisa berlari dan bermain bersamamu seperti yang bisa dilakukan anak-anak anjing lainnya."

Anak itu melangkah menjauh dari pagar, meraih ke bawah, menggulung celana di salah satu kakinya, memperlihatkan penguat kaki dari logam yang melingkari kakinya hingga sepatu yg di buat khusus untuknya.

Ia memandang sang petani, dan berkata, "Anda lihat, tuan, saya juga tidak bisa berlari, dan anak anjing itu memerlukan seseorang yang memahaminya."

Dunia penuh dengan orang-orang yang memerlukan seseorang lain yang mau memahaminya.

Yesus berkata, "Sebab barangsiapa malu karena Aku, Aku-pun akan malu karena orang itu di hadapan Bapa-Ku"

ARTIKEL: 20 BERKAT

Posted by Unknown Monday, 24 March 2008 0 comments

  1. Mengapa saya berkata "Saya tidak bisa" jika Alkitab mengatakan bahwa saya bisa melakukan segala sesuatu di dalam Dia yang memberi kekuatan kepada saya (Fil 4:13)?
  2. Mengapa saya merasa kurang jika saya tahu bahwa Allah akan memenuhi segala keperluan saya menurut kekayaan dan kemuliaanNya dalam Kristus Yesus (Fil 4:19)?
  3. Mengapa saya harus merasa takut jika Alkitab berkata bahwa Tuhan tidak memberi saya roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih, ketertiban (2 Tim 1:7)?
  4. Mengapa saya harus merasa kurang iman jika saya tahu bahwa Allah telah mengaruniakan kepada saya ukuran iman tertentu (Rom 12:3)?
  5. Mengapa saya menjadi lemah jika Alkitab berkata bahwa Allah adalah terang dan keselamatan saya dan bahwa saya akan tetap kuat dan akan bertindak (Maz 27:1, Dan 11:32)?
  6. Mengapa saya harus membiarkan iblis menang atas hidup saya jika Roh yang ada di dalam saya lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia (1 Yoh 4:4)?
  7. Mengapa saya harus pasrah kalah jika Alkitab berkata bahwa Allah dalam Kristus selalu membawa kita di jalan kemenanganNya (2 Kor 2:14)?
  8. Mengapa saya harus kekurangan hikmat jika Kristus sendiri telah menjadi hikmat bagi saya dan Allah akan memberi hikmat jika saya minta padaNya (1 Kor 1:30; Yak 1:5)?
  9. Mengapa saya harus depresi jika saya dapat mengingat bahwa saya dapat berharap pada Allah yang kasih setiaNya tidak habis-habisNya setiap pagi (Rat 3:21-23)?
  10. Mengapa saya harus kuatir, resah, dan rewel jika saya dapat menyerahkan segala kekuatiran saya pada Tuhan yang memelihara saya (1 Pet 5:7)?
  11. Mengapa saya harus selalu hidup dalam beban jika saya tahu bahwa di mana ada Roh Allah, ada kemerdekaan, dan Kristus telah memerdekakan kita (2 Kor 3:17; Gal 5:1) ?
  12. Mengapa saya harus merasa terhukum jika Alkitab berkata bahwa saya tidak ada lagi di bawah penghukuman sebab saya di dalam Kristus (Rom 8:1) ?
  13. Mengapa saya harus merasa sendirian jika Yesus berkata Ia akan selalu menyertai saya, tidak akan membiarkan dan tak akan meninggalkan saya (Mat 28:20; Ibr 13:5)?
  14. Mengapa saya harus merasa terkutuk atau merasa saya menjadi korban nasib sial jika Alkitab berkata bahwa Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum taurat sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu (Gal 3:13-14) ?
  15. Mengapa saya harus merasa tidak puas dalam hidup ini jika saya, seperti Paulus, bisa belajar untuk menjadi puas dalam segala keadaan (Fil 4:11) ?
  16. Mengapa saya harus merasa tidak layak jika Kristus telah dibuat menjadi dosa karena kita, supaya di dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah (2 Kor 5:21) ?
  17. Mengapa saya merasa takut disiksa orang jika saya tahu bahwa jika Allah di pihak saya tidak ada yang akan melawan saya (Rom 8:31)?
  18. Mengapa saya harus bingung jika Allah adalah Raja Damai dan Ia memberi saya pengetahuan melalui RohNya yang diam di dalam kita (1 Kor 14:33;2:12)
  19. Mengapa saya harus terus-menerus gagal dan jatuh jika Alkitab berkata bahwa sebagai anak Allah saya lebih daripada orang-orang yang menang dalam segala hal, oleh Dia yang telah mengasihi saya (Roma 8:37)?
  20. Mengapa saya harus membiarkan tekanan hidup mengganggu saya jika saya dapat punya keberanian karena tahu Tuhan Yesus telah menang atas dunia dan penderitaan (Yoh 16:33)? " Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah ! " (Mazmur 46:11a)

SONG: "When You Believe" by Ruth Sahanaya, Sari Simorangkir, Lita Zein

Posted by Unknown Wednesday, 19 March 2008 0 comments

AVAILABLE on YouTube click here

WHEN YOU BELIEVE (Mariah Carey & Whithney Houston)

Many nights we've prayed

With no proof anyone could hear

In our hearts a hopeful song

We barely understood

Now we are not afraid

Although we know there's much to fear

We were moving mountains

Long before we knew we could

Chorus:

There can be miracles

When you believe

Though hope is frail

It's hard to kill

Who knows what miracles

You can achieve

When you believe

Somehow you will,

(Now you will (3rd Chorus through)

You will when you believe

In this time of fear

When prayer so often proves in vain

Hope seemed like the summer birds

Too swiftly flown away

Yet now I'm standing here

My heart's so full, I can't explain

Seeking faith and speaking words

I never thought I'd say

Chorus

So in times when all your hope is gone

And you go through life afraid

In your heart there lies a hopeful song

That is there to guide the way

And all the hurt and all the pain

You soon will learn was not in vain

For all your prayers, they will be heard

They'll come to pass through faith

Chorus

ARTIKEL: "Tentukan Prioritasmu"

Posted by Unknown Monday, 17 March 2008 0 comments
Pada suatu hari, seorang penjaga mercusuar dipercayakan segalon minyak untuk keperluan selama seminggu. Minyak ini ditujukan untuk menjaga supaya lampu mercusuar tetap menyala dan kapal2 yang lewat tidak terhepas karang.

Pada esok harinya, lewat seorang nenek tua yg memohon minta sedikit persediaan minyak si penjaga ini untuk memenuhi kebutuhan memasaknya hari itu. Si penjaga ini memberikan sedikit minyak itu.

Esok malamnya, ada seorang anak kecil yg menangis karena lampu penuntun jalannya mati kehabisan minyak. Si penjaga ini melihat hal tersebut dengan iba dan akhirnya memberikan sedikit minyak untuk membuat anak kecil ini bisa pulang dengan selamat.

Mendekati akhir minggu itu, si penjaga juga melihat ada orang yg membutuhkan minyak untuk keperluannya. Karena si penjaga ini menganggap "Apa salahnya sih menolong orang?", maka setiap kali ada yg meminta tolong pasti ia bantu.

Pada hari sebelum akhir minggu itu, malam harinya si penjaga melihat ada kapal yg melintas dan membutuhkan tuntunan dari mercusuar. Ia segera bersiap menyalakan lampunya dan mengarahkan kapal tersebut. Namun ketika ia hendak menyalakan lampu itu, ia mendapati persediaan minyaknya telah habis dan pada malam itu juga terjadi tabrakan kapal dengan karang. Beberapa orang tewas dalam kejadian itu.

Dalam hidup ini,banyak hal yang terlihat baik dan perlu untuk kita kerjakan. Tapi pada dasarnya, hanya ada beberapa hal utama yg TUHAN ingin untuk kita lakukan supaya kita memenuhi rencana-NYA dalam hidup kita.

PRIORITAS adalah memikirkan segala sesuatu berdasarkan urutan kepentingan dan melakukan segala sesuatu berdasar urutan kepentingan.

LAGU: "Betapa Hatiku" by NIKITA

Posted by Unknown Thursday, 13 March 2008 0 comments

Betapa hatiku berterimakasih Yesus
Kau mengasihiku, Kau memilikiku,
Hanya ini Tuhan persembahanku
Segenap hidupku jiwa dan ragaku
Sbab tak kumiliki harta kekayaan
Yang cukup berarti tuk kupersembahkan
Hanya ini Tuhan permohonanku
Terimalah Tuhan persembahanku
Pakailah hidupku sebagai alatMu, seumur hidupku

SONG: "WHO AM I" by Casting Crowns

Posted by Unknown Tuesday, 11 March 2008 0 comments

Who am I?

That the Lord of all the earth,

Would care to know my name,

Would care to feel my hurt.

Who am I?

That the bright and morning star,

Would choose to light the way,

For my ever wandering heart.

Bridge:

Not because of who I am,

But because of what you've done.

Not because of what I've done,

But because of who you are.

Chorus:

I am a flower quickly fading,

Here today and gone tomorrow,

A wave tossed in the ocean,

A vapor in the wind.

Still you hear me when I'm calling,

Lord, you catch me when I'm falling,

And you've told me who I am.

I am yours.I am yours.

Who am I?

That the eyes that see my sin

Would look on me with love

And watch me rise again.

Who am I?

That the voice that calmed the sea,

Would call out through the rain,

And calm the storm in me.

Not because of who I am,

But because of what you've done.

Not because of what I've done,

But because of who you are.

I am a flower quickly fading,

Here today and gone tomorrow,

A wave tossed in the ocean,

A vapor in the wind.

Still you hear me when I'm calling,

Lord, you catch me when I'm falling,

And you've told me who I am.

I am yours.


Not because of who I am,

But because of what you've done.

Not because of what I've done,

But because of who you are.

I am a flower quickly fading,

Here today and gone tomorrow,

A wave tossed in the ocean,

A vapor in the wind.

Still you hear me when I'm calling,

Lord, you catch me when I'm falling,

And you've told me who I am.

I am yours.

I am yours.

I am yours.

Whom shall I fear?

Whom shall I fear?

'Cause I am yours.I am yours.

ARTIKEL: PENJUAL TEMPE

Posted by Unknown Friday, 7 March 2008 0 comments
Ada seorang hamba Tuhan asal Surabaya, yang menceritakan kesaksian seorang ibu penjual tempe. Peristiwanya terjadi di sebuah desa di Jawa Tengah.

Adalah seorang ibu setengah baya yang sehari-harinya berjualan tempe buatan sendiri di desanya. Pada suatu hari, seperti biasanya, pada saat ia akan pergi ke pasar untuk menjual tempenya, ternyata pagi itu, tempe yang terbuat dari kacang kedele masih belum jadi tempe alias masih setengah jadi. Ibu ini sangat sedih hatinya, sebab jika tempe tersebut tidak jadi berarti ia tidak akan mendapatkan uang karena tempe yang belum jadi tentunya tidak laku dijual. Padahal mata pencaharian si ibu hanyalah dari menjual tempe saja agar ia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Dalam suasana hatinya yang sedih, si ibu yang memang aktif beribadah di gerejanya teringat akan firman Tuhan yang menyatakan bahwa Tuhan dapat melakukan perkara-perkara ajaib, bahwa bagi Tuhan tiada yang mustahil. Lalu ia pun menumpangkan tangannya di atas tumpukan beberapa batangan kedele yang masih dibungkus dengan daun pisang tersebut. "Bapak di Surga, aku mohon kepadaMu agar kedele ini menjadi tempe. "Dalam nama Yesus, Amin". Demikian doa singkat si Ibu yang dipanjatkannya dengan sepenuh hati. Ia yakin dan percaya pasti Tuhan menjawab doanya. Lalu, dengan tenang ia menekan-nekan bungkusan bakal tempe tersebut dengan ujung jarinya. Dengan hati yang deg-deg-an ia mulai membuka sedikit bungkusannya untuk melihat mukjijat kedele jadi tempe terjadi. Namun apa yang terjadi? Dengan kaget dia mendapati bahwa kedele tersebut masih tetap kedele! Si Ibu tidak kecewa. Ia berpikir bahwa mungkin doanya kurang jelas didengar Tuhan. Lalu kembali ia menumpangkan tangan di atas batangan kedele tersebut. "Bapa di surga, aku tahu bahwa bagiMu tiada yang mustahil.

Tolonglah aku supaya hari ini aku bisa berdagang tempe karena itulah mata pencaharianku. Aku mohon dalam nama Yesus jadilah ini menjadi tempe. Dalam nama Yesus, Amin." Dengan iman iapun kembali membuka sedikit bungkusan tersebut. Lalu apa yang terjadi? Dengan kaget ia melihat bahwa kacang kedele tersebut ??? ... masih tetap begitu!

Sementara hari semakin siang dimana pasar tentunya akan semakin ramai. Si ibu dengan tidak merasa kecewa atas doanya yang belum terkabul, merasa bahwa bagaimanapun sebagai langkah iman ia akan tetap pergi ke pasar membawa keranjang berisi barang dagangannya itu. Ia berpikir mungkin mujijat Tuhan akan terjadi di tengah perjalanan ia pergi ke pasar. Lalu iapun bersiap-siap untuk berangkat ke pasar. Semua keperluannya untuk berjualan tempe seperti biasanya sudah disiapkannya. Sebelum beranjak dari rumahnya, ia sempatkan untuk menumpangkan tangan sekali lagi. "Bapa di surga, aku percaya Engkau akan mengabulkan doaku.Sementara aku berjalan menuju pasar, Engkau akan mengadakan mukjijat buatku. Dalam nama Yesus, Amin." Lalu ia pun berangkat.

Di sepanjang perjalanan ia tidak lupa menyanyikan beberapa lagu puji-pujian. Tidak lama kemudian sampailah ia di pasar. Dan seperti biasanya ia mengambil tempat untuk menggelar barang dagangannya. Ia yakin bahwa tempenya sekarang pasti sudah jadi. Lalu iapun membuka keranjangnya dan pelan-pelan menekan-nekan dengan jarinya bungkusan tiap bungkusan yang ada. Perlahan ia membuka sedikit daun pembungkusnya dan melihat isinya. Apa yang terjadi? Ternyata saudara-saudara ................. tempenya benar-benar ... belum jadi!

Si Ibu menelan ludahnya. Ia tarik napas dalam-dalam. Ia mulai kecewa pada Tuhan karena doanya tidak dikabulkan. Ia merasa Tuhan tidak adil. Tuhan tidak kasihan kepadanya. Ia hidup hanya mengandalkan hasil menjual tempe saja. Selanjutnya, ia hanya duduk saja tanpa menggelar dagangannya karena ia tahu bahwa mana ada orang mau membeli tempe yang masih setengah jadi.

Sementara hari semakin siang dan pasar sudah mulai sepi dengan pembeli. Ia melihat dagangan teman-temannya sesama penjual tempe yang tempenya sudah hampir habis. Rata-rata tinggal sedikit lagi tersisa. Si ibu tertunduk lesuh. Ia seperti tidak sanggup menghadapi kenyataan hidupnya hari itu. Ia hanya bisa termenung dengan rasa kecewa yang dalam. Yang ia tahu bahwa hari itu ia tidak akan mengantongi uang sepeserpun. Tiba-tiba ia dikejutkan dengan sapaan seorang wanita. "Bu?..! Maaf ya, saya mau tanya. Apakah ibu menjual tempe yang belum jadi? Soalnya dari tadi saya sudah keliling pasar mencarinya." Seketika si ibu tadi terperangah. Ia kaget. Sebelum ia menjawab sapaan wanita di depannya itu, dalam hati cepat-cepat ia berdoa "Tuhan, saat ini aku tidak butuh tempe lagi. Aku tidak butuh lagi. Biarlah daganganku ini tetap seperti semula. Dalam nama Yesus, dalam nama Yesus, Amin."
Tapi kemudian, ia tidak berani menjawab wanita itu. Ia berpikir jangan-jangan selagi ia duduk-duduk termenung tadi, tempenya sudah jadi. Jadi ia sendiri saat itu dalam posisi ragu-ragu untuk menjawab ya kepada wanita itu. "Bagaimana nih?" ia pikir. "Kalau aku katakan iya, jangan-jangan tempenya sudah jadi. Siapa tahu tadi sudah terjadi mukjijat Tuhan?" Ia kembali berdoa dalam hatinya, "Ya Tuhan, biarlah tempeku ini tidak usah jadi tempe lagi. Sudah ada orang yang kelihatannya mau beli. Tuhan, tolonglah aku kali ini. Tuhan dengarkanlah doaku ini.." ujarnya berkali-kali. Lalu, sebelum ia menjawab wanita itu, ia pun membuka sedikit daun penutupnya. Lalu ? apa yang dilihatnya Saudara-Saudara ??? Ternyata ?? ternyata? memang benar tempenya belum jadi! Ia bersorak senang dalam hatinya. Puji Tuhan..Puji Tuhan, katanya.
Singkat cerita wanita tersebut memborong semua dagangan si Ibu itu. Sebelum wanita itu pergi, ia penasaran kenapa ada orang yang mau beli tempe yang belum jadi. Ia bertanya kepada si wanita. Dan wanita itu mengatakan bahwa anaknya di Yogya mau tempe yang berasal dari desa itu. Berhubung tempenya akan dikirim ke Yogya jadi ia harus membeli tempe yang belum jadi, supaya agar setibanya di sana tempenya sudah jadi. Kalau tempe yang sudah jadi yang dikirim maka setibanya di sana nanti tempe tersebut sudah tidak bagus lagi dan rasanya sudah tidak enak.

Apa yang bisa kita simpulkan dari kesaksian sederhana?

Pertama : Kita sering memaksakan kehendak kita kepada Tuhan pada waktu kita berdoa padahal sebenarnya Tuhan lebih mengetahui apa yang kita perlukan.

Kedua : Tuhan menolong kita dengan caraNya yang sama sekali di luar perkiraan kita sebelumnya.

Ketiga : Tiada yang mustahil bagi Tuhan

Keempat : Percayalah bahwa Tuhan akan menjawab doa kita sesuai dengan rancanganNya.

ARTIKEL: Jika Menikah Adalah Prioritas...

Posted by Unknown Thursday, 6 March 2008 0 comments

Jika menikah adalah salah satu prioritas yang ingin dicapai, maka penting untuk mengetahui, apa saja yang perlu dipersiapkan sebelum masuk ke dalamnya. Selain itu, kita perlu juga memperhatikan keseimbangan antara aktivitas-aktivitas persiapan yang dilakukan untuk mencapai rencana tersebut.
Berdasarkan survei, mayoritas orang menghabiskan waktu dan energi untuk mempersiapkan pernikahan sebatas urusan finansial. Karena itu, banyak yang bekerja rodi siang dan malam supaya bisa mengkredit rumah, mobil, dan segala kebutuhan pernikahan lainnya. Pergi dari rumah jam 7 pagi, baru pulang lagi jam 9 malam. Sabtu juga kerja, dari siang sampai sore. Bisa sampai malam kalau tiba-tiba ada klien penting yang berkunjung. Minggu pagi menjadi waktu terbaik untuk tenang di tempat tidur. Minggu siang bertemu dengan pasangan untuk makan siang bersama, jalan-jalan di mall, atau ke pameran furniture untuk mulai mencari perlengkapan rumah tangga. Mingu sore ke gereja lalu mencari cafe untuk makan malam bersama. Di situlah, selama kurang lebih 1 jam, akhirnya ada waktu untuk bicara dari hati ke hati. Tapi hanya itu. Satu jam seminggu untuk bicara dengannya. Dan beberapa bulan kemudian, atas desakan orang tua dan calon mertua yang selalu berkata, “Cepat menikah, sudah umur berapa sekarang?” lonceng pernikahanpun segera dibunyikan.
Demikian intisari dari survei sederhana yang dilakukan oleh Young Life Indonesia (YLI), sebuah ministry yang bergerak di kajian kepemimpinan kaum muda dan profesional Indonesia . Analogi dari situasi ini adalah orang yang hendak membangun rumah. Dia bekerja mati-matian supaya bisa membeli semen, batu, pasir, cat, dan sebagainya. Tapi, di saat-saat terakhir, dia tidak tahu apakah tanah tempat dia akan membangun rumah itu cukup kuat untuk dijadikan fondasi. Dan dia juga sebenarnya tidak yakin, rumah dengan gaya seperti apakah yang akan dibangunnya. Pokoknya rumah, bentuknya seperti apa, bagaimana nanti! Bukankah Tuhan akan menolong?
Ada 4 aspek aktivitas yang digunakan untuk melihat apakah aktivitas seseorang sudah seimbang atau belum:
  1. Pekerjaan
  2. Pengaturan hidup atau disiplin diri
  3. Pengembangan diri atau pembelajaran
  4. Hubungan dengan orang lain

Sementara itu, definisi “seimbang” di sini dilihat dari 2 dimensi: keseimbangan aktivitas-aktivitas yang dijalankan dan kesesuaian antara rencana dengan aktivitas-aktivitas tersebut.

Hasil surveinya, 67% dari 31 orang yang diriset menunjukkan ketidakseimbangan dalam beraktivitas. Sedang dalam dimensi kedua, 9% lebih melakukan aktivitas-aktivitas yang tidak terkait sama sekali dengan apa yang direncanakan, dan sekitar 45% melakukan aktivitas-aktivitas yang kurang terkait dengan rencana. Riset sederhana ini memang tidak membahas apa dampak dari ketidakseimbangan itu. Tapi tingginya tingkat kesibukan para konselor pernikahan di gereja-gereja, dan maraknya perceraian di antara pasangan-pasangan muda, merupakan indikasi nyata dari banyaknya orang yang dibutakan oleh cinta dan segera menikah lalu membangun rumah tangga, tanpa memiliki fondasi yang kuat secara seimbang.
Beberapa persiapan yang perlu dilakukan selain finansial antara lain:
Mengenal Diri Pasangan Yang Asli
Persiapan yang seringkali tidak dilakukan calon suami istri adalah mengekplorasi the real him/her selama berpacaran. Umumnya pasangan hanya melakukan berbagai aktivits bersama, tapi jarang punya keberanian melakukan dialog mendalam untuk menemukan dirinya yang asli. Jadi intinya harus dialog-sentris, bukan sekedar aktivitas-sentris. Apalagi karena selama masa pacaran toleransi masih tinggi sehingga asumsi tentang siapa dia diwarnai oleh persepsi yang tidak realistis. Begitu pernikahan terjadi, langsung terkaget-kaget karena ada banyak hidden package yang menjadi bonus, yang baru muncul ketika situasinya kondusif. Ternyata waktu lapar atau sakit misalnya, dia menjadi begitu emosional dan sangat tidak sabar. Perkataannya pun bisa sangat agresif. Atau ketika masuk ke soal seks, ternyata dia punya pikiran yang tidak pernah dibahas selama berpacaran. Sekedar saran, mungkin waktu berpacaran yang ideal adalah sekitar 2-3 tahun supaya kita bisa melihatnya dalam berbagai situasi.
Siap Mental
Untuk seorang wanita, perlu sekali menyiapkan mental untuk menjadi penolong bagi suami dan ibu bagi anak-anak. Seringkali wanita tidak siap untuk hal itu. Apalagi karena wanita harus melahirkan anak dan mengatur rumah tangga. Karena itu wanita perlu mempersiapkan diri dengan membaca buku-buku tentang kewanitaan, anak, dan keluarga sebelum menikah. Juga perlu belajar tentang manajemen waktu dan manajemen keuangan.
Siap-siap Menjadi PhD (Perfect Husband and Daddy)
Setelah menikah, seorang wanita secara intuitif biasanya akan berubah. Walaupun dia masih bekerja, tapi dia merasa bahwa rumah tangga adalah prioritas yang harus diutamakan. Tapi seringkali pria tidak mengalami perubahan intuitif ini. Karena itu secara khusus pria harus mempersiapkan perubahan mental ini, sebab kalau tidak akan terjadi benturan, yang jika tidak dibereskan akan menjadi jurang pemisah. Lambat laun, kalau masing-masing punya aktivitas sendiri-sendiri, celah terhadap perselingkuhan akan mudah terbuka.
Rencanakan Kehamilan
Kalau pasangan sudah menikah, otomatis orang-orang akan bertanya, “Sudah hamil belum?” Walaupun begitu, sebaiknya kita benar-benar mengerti makna kehadiran seorang anak. Bukan Cuma ‘pelengkap’ kehidupan berumah tangga saja. Terutama mengerti segi finansial dan pembelajaran tentang anak. Harus dipikirkan, jika punya anak nanti apakah istri akan tetap bekerja? Kalau ya, anak akan tinggal dengan siapa? Kalau dengan suster, otomatis nilai-nilai dari suster-lah yang akan diturunkan ke anak. Tapi kalau istri yang mengasuh anak sehingga tidak bekerja, apakah secara finansial sudah mencukupi?
Seimbangkan Perubahan Aktivitas
Apakah kita sudah punya komunitas yang tepat, yang bisa mendukung pertumbuhan rohani kita dan anak-anak kita? Kadang ada komunitas yang sangat menekankan jemaat untuk terlibat dalam pelayanan. Kalau mengurangi pelayanan berarti sudah mundur. Ini akan membuat kita merasa bersalah. Karena itu aktivitas yang dijalani ketika masih single dan setelah berkeluarga harus ditimbang ulang supaya terjadi keseimbangan.
Rumah dan Mertua
Kita harus membina hubungan yang sehat dengan keluarga besar calon pasangan kita. Jika hubungan tidak harmonis, dikuatirkan nantinya akan terjadi intervensi dari mertua atau anggota keluarga lain. Tapi selain itu, tiap pasangan memang seharusnya tinggal sendiri (tidak tinggal di pondok mertua indah). Karena perbedaan-perbedaan yang ada dapat memicu perselisihan yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Tidak harus membeli rumah, minimal awalnya menyewa atau mengontrak.
Hidup bisa dibuat menjadi lebih seimbang, sederhana, dan berkualitas, jika kita mengetahui gambaran besar dari apa yang akan dihadapi dan fondasi yang dibutuhkan untuk mewujudkan gambaran tersebut.

New Update

Followers

Featured post

Kisah Di Balik Misteri Lagu Nina Bobo

Sebuah lagu yang berjudul Nina bobo yang pastinya anda tidak asing lagi dengan lagu tersebut, Yang mana lagu tersebut sering di lantun...