China Siap Pakai Mobil Tanpa Sopir (Mobil Otonom)
Wednesday, 6 April 2016
0
comments
Selama ini, uji coba mobil otonom seperti milik Google
dilakukan di negara-negara bagian Amerika Serikat. Tapi apakah negeri
berjuluk Paman Sam tersebut yang akan pertama kali menggunakan mobil
otonom? Jawabannya bukan. Negara China lah yang pertama kali siap untuk
menggunakan mobil otonom.
Jika dilihat perkembangan sejauh ini, industri otomotif di Amerika Serikat tengah gembar gembor soal mobil otonom sejak kemunculan mobil otonom Google pada 2009 silam. Sejumlah produsen pun kian bersaing untuk mengembangkanmobil otonom terbaik mereka, salah satunya Tesla.
Namunmeski gembar-gembor mobil otonom AS lebih terdengar, mantan manajer teknisi Intel Corporation dan direktur Intel Labs China, Gansha Wu melihat China lebih cepat mengadopsi mobil otonom dan mendapat dukungan dari pemerintah.
Hal itu jauh berbeda jika menengok regulasi soal mobil otonom di Amerika Serikat yang masih terus bergulir. Di China, memiliki mobil adalah salah satu status sosial bagi kalangan menengah yang membuat pertumbuhan mobil cukup melesat.
Banyaknya populasi mobil di negara tersebut, membuat kondisi lalu lintas semakin rumit serta polusi udara tidak terbendung. Mobil otonom menjadi salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Managing Director Boston Consulting Group, Xavier Mosquet mengatakan nilai ekonomi di China lebih besar dibanding Amerika Serikat yang membuat banyak orang menggunakan mobil.
"Ini bukan berarti orang bersedia untuk menggunakan mobil di Beijing atau Shanghai, namun nilai ekonomi di China lebih tinggi dibanding Amerika Serikat," kata Xavier, dilansir New York Times, Rabu (6/4/2016).
Untuk pengembangan mobil otonom di China, sejumlah perusahaan saat ini tengah menggarap mobil tanpa sopir tersebut, seperti Baidu, perusahaan internet Leshi Internet Information & Technology, dan Great Wall Motors yang membuka pusat penelitian di Sillicon Valley, Amerika Serikat.
Baidu sendiri bekerja sama dengan BMW untuk mengembangkan mobil otonom. Mobil tersebut rencananya akan diperkenalkan di China dalam dua tahun mendatang. Baidu pun telah mengantongi izin dari pemerintah China dan mendapat dukungan infrastruktur untuk mobil otonom.
Kendati demikian, keberadaan mobil otonom di China bukanlah tanpa tantangan. Konsultan dari perusahaan Roland Berger, Junyi Zhang mengatakan masih banyaknya jalan yang belum dilengkapi rambu dan marka, binatang yang lalu lalang di jalan, serta banyaknya pejalan kaki dan pengguna kendaraan roda tiga menjadi tantangan yang harus dihadapi.
"Hal itu menjadi lebih sulit di China ketika jalanan banyak pejalan kaki, pengguna sepeda, kendaraan berkecepatan rendah dan tinggi, semua menjadi satu. Hal itu menjadi lingkungan rumit dan tidak bisa semuanya diterapkan standar yang sama," kata Junyi.
Jika dilihat perkembangan sejauh ini, industri otomotif di Amerika Serikat tengah gembar gembor soal mobil otonom sejak kemunculan mobil otonom Google pada 2009 silam. Sejumlah produsen pun kian bersaing untuk mengembangkanmobil otonom terbaik mereka, salah satunya Tesla.
Namunmeski gembar-gembor mobil otonom AS lebih terdengar, mantan manajer teknisi Intel Corporation dan direktur Intel Labs China, Gansha Wu melihat China lebih cepat mengadopsi mobil otonom dan mendapat dukungan dari pemerintah.
Hal itu jauh berbeda jika menengok regulasi soal mobil otonom di Amerika Serikat yang masih terus bergulir. Di China, memiliki mobil adalah salah satu status sosial bagi kalangan menengah yang membuat pertumbuhan mobil cukup melesat.
Banyaknya populasi mobil di negara tersebut, membuat kondisi lalu lintas semakin rumit serta polusi udara tidak terbendung. Mobil otonom menjadi salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Managing Director Boston Consulting Group, Xavier Mosquet mengatakan nilai ekonomi di China lebih besar dibanding Amerika Serikat yang membuat banyak orang menggunakan mobil.
"Ini bukan berarti orang bersedia untuk menggunakan mobil di Beijing atau Shanghai, namun nilai ekonomi di China lebih tinggi dibanding Amerika Serikat," kata Xavier, dilansir New York Times, Rabu (6/4/2016).
Untuk pengembangan mobil otonom di China, sejumlah perusahaan saat ini tengah menggarap mobil tanpa sopir tersebut, seperti Baidu, perusahaan internet Leshi Internet Information & Technology, dan Great Wall Motors yang membuka pusat penelitian di Sillicon Valley, Amerika Serikat.
Baidu sendiri bekerja sama dengan BMW untuk mengembangkan mobil otonom. Mobil tersebut rencananya akan diperkenalkan di China dalam dua tahun mendatang. Baidu pun telah mengantongi izin dari pemerintah China dan mendapat dukungan infrastruktur untuk mobil otonom.
Kendati demikian, keberadaan mobil otonom di China bukanlah tanpa tantangan. Konsultan dari perusahaan Roland Berger, Junyi Zhang mengatakan masih banyaknya jalan yang belum dilengkapi rambu dan marka, binatang yang lalu lalang di jalan, serta banyaknya pejalan kaki dan pengguna kendaraan roda tiga menjadi tantangan yang harus dihadapi.
"Hal itu menjadi lebih sulit di China ketika jalanan banyak pejalan kaki, pengguna sepeda, kendaraan berkecepatan rendah dan tinggi, semua menjadi satu. Hal itu menjadi lingkungan rumit dan tidak bisa semuanya diterapkan standar yang sama," kata Junyi.
0 comments :
Post a Comment
Silahkan tinggalkan komentar dengan kata - kata yang Baik, Bijak dan Sopan.
Yang tidak diperbolehkan dalam berkomentar :
1. Komentar SPAM
2. Komentar yang mengandung unsur SARA.
3. Komentar yang berbau PORNO.
4. Komentar Saling CACI MAKI.
5. Komentar IKLAN OOT (Out Of Topic).
Jika ada komentar yang melanggar ketentuan tersebut diatas dan dianggap spam akan Saya Hapus.
Terima Kasih. Salam Blogger.